Pengertian Volatilitas: Jenis, Perhitungan, Manajemen, dan Contohnya

Pengertian Volatilitas: Jenis, Perhitungan, Manajemen, dan Contohnya

Volatilitas adalah istilah umum di bidang keuangan, digunakan untuk menggambarkan tingkat variasi harga aset keuangan atau indeks pasar dari waktu ke waktu. Volatilitas tinggi berarti bahwa harga aset atau indeks berfluktuasi secara luas, sedangkan volatilitas rendah berarti bahwa harga berubah lebih jarang atau pada tingkat yang lebih kecil.

Volatilitas adalah konsep penting dalam keuangan, karena mempengaruhi keputusan investasi, strategi manajemen risiko, dan pemodelan keuangan. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang volatilitas, termasuk jenis, metode perhitungan, ukuran, contoh, strategi manajemen, dan hubungannya dengan risiko.

Apa itu volatilitas?

Volatilitas mengacu pada tingkat variasi harga aset keuangan atau indeks pasar dari waktu ke waktu. Biasanya diukur sebagai standar deviasi pengembalian aset atau indeks, yang mencerminkan seberapa banyak pengembalian menyimpang dari nilai rata-rata atau yang diharapkan.

Volatilitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan kondisi pasar, indikator ekonomi, peristiwa berita, sentimen investor, atau dinamika penawaran dan permintaan. Volatilitas juga dapat berbeda di cakrawala waktu yang berbeda, dari periode intra-hari hingga mingguan, bulanan, atau tahunan.

Jenis Volatilitas

Ada dua jenis volatilitas utama, yaitu volatilitas tersirat dan volatilitas historis. Kedua jenis ini memiliki karakteristik, kegunaan, dan keterbatasan yang berbeda.

  1. Volatilitas Tersirat: Volatilitas tersirat didasarkan pada harga opsi dan mencerminkan ekspektasi pasar terhadap volatilitas di masa depan. Ini adalah ukuran volatilitas berwawasan ke depan, karena menangkap persepsi pasar tentang ketidakpastian atau risiko yang terkait dengan aset atau indeks selama periode tertentu, biasanya tanggal kedaluwarsa opsi. Volatilitas tersirat digunakan dalam strategi perdagangan opsi, seperti straddles atau strangles, yang melibatkan opsi beli atau jual untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga yang diharapkan.
  2. Volatilitas Historis: Volatilitas historis didasarkan pada data harga masa lalu dan mencerminkan volatilitas aktual suatu aset atau indeks selama periode tertentu. Ini adalah ukuran volatilitas yang melihat ke belakang, karena menggambarkan berapa banyak harga aset atau indeks telah berfluktuasi di masa lalu. Volatilitas historis digunakan dalam manajemen risiko dan optimalisasi portofolio, karena membantu memperkirakan potensi risiko atau pengembalian investasi berdasarkan perilaku historisnya.
Apa itu gambar Volatilitas 1

Bagaimana cara menghitung volatilitas?

Volatilitas dapat dihitung dengan menggunakan metode yang berbeda, tergantung pada jenis data dan tujuan analisis. Metode penghitungan volatilitas yang paling umum adalah:

  1. Volatilitas Historis: Metode ini menggunakan data harga masa lalu untuk memperkirakan volatilitas aset atau indeks di masa depan. Ini menghitung standar deviasi pengembalian aset atau indeks selama periode waktu tertentu, seperti 30, 60, atau 252 hari terakhir. Volatilitas historis didasarkan pada asumsi bahwa pergerakan harga aset atau indeks di masa depan akan mengikuti pola yang sama dengan pergerakan harga masa lalunya.
  2. Volatilitas Tersirat: Metode ini menggunakan harga opsi untuk menyimpulkan volatilitas yang diharapkan dari suatu aset atau indeks di masa depan. Ini mencerminkan persepsi pasar tentang ketidakpastian atau risiko yang terkait dengan aset atau indeks, seperti yang tersirat oleh harga opsi. Volatilitas tersirat dapat dihitung menggunakan berbagai model penetapan harga opsi, seperti model Black-Scholes atau model binomial.

Ukuran Volatilitas Lainnya

Terlepas dari volatilitas tersirat dan historis, ada ukuran volatilitas lain yang digunakan dalam keuangan dan ekonomi, seperti:

  1. Beta: Beta mengukur sensitivitas aset atau portofolio terhadap pergerakan indeks patokan, seperti S&P 500. Beta 1 berarti aset atau portofolio bergerak ke arah dan besaran yang sama dengan tolok ukur, sedangkan beta kurang dari 1 berarti aset atau portofolio kurang stabil daripada tolok ukur, dan beta lebih dari 1 berarti aset atau portofolio lebih fluktuatif daripada tolok ukur.
  1. Average True Range (ATR): ATR adalah indikator teknis yang mengukur volatilitas aset atau indeks pasar dengan memperhitungkan perbedaan antara harga tinggi dan rendah selama periode tertentu. ATR sering digunakan dalam strategi mengikuti tren, karena membantu mengidentifikasi kekuatan tren dan potensi risiko atau imbalan suatu posisi.
  2. Standar deviasi: Standar deviasi adalah ukuran statistik dari dispersi sekumpulan data di sekitar nilai rata-rata atau rata-rata. Ini banyak digunakan di bidang keuangan untuk menghitung volatilitas aset atau indeks, karena mencerminkan tingkat variasi atau fluktuasi harga atau seri pengembalian.
  3. Contoh Volatilitas

Untuk menggambarkan konsep volatilitas, mari kita ambil contoh indeks pasar saham, seperti S&P 500. Misalkan S&P 500 memiliki pengembalian tahunan rata-rata 10% selama 10 tahun terakhir, dengan standar deviasi 15%.

Ini berarti bahwa pengembalian aktual indeks pada tahun tertentu dapat berkisar dari -5% hingga + 25%, dengan probabilitas 68%. Dengan kata lain, S&P 500 dianggap sebagai indeks volatile, karena pengembaliannya dapat sangat bervariasi dari tahun ke tahun.

Tips Mengelola Volatilitas

Volatilitas dapat menjadi risiko dan peluang, tergantung pada tujuan investasi dan strategi investor. Berikut adalah beberapa tips untuk mengelola volatilitas:

  1. Diversifikasi: Diversifikasi adalah strategi manajemen risiko umum yang melibatkan penyebaran investasi di berbagai aset atau sektor. Dengan mendiversifikasi portofolio, investor dapat mengurangi eksposur terhadap volatilitas aset atau pasar tunggal dan meningkatkan potensi pengembalian jangka panjang.
  2. Hedging: Hedging adalah teknik manajemen risiko yang melibatkan pengambilan posisi offset pada aset atau instrumen derivatif lain untuk melindungi dari potensi kerugian dari pergerakan harga yang merugikan. Misalnya, membeli opsi put pada saham atau indeks dapat melakukan lindung nilai terhadap potensi penurunan harganya.
  3. Alokasi Aset: Alokasi aset adalah strategi manajemen portofolio yang melibatkan pembagian investasi di antara kelas aset yang berbeda, seperti saham, obligasi, dan uang tunai, berdasarkan toleransi risiko investor dan tujuan investasi. Dengan mengalokasikan aset di berbagai kelas, investor dapat menyeimbangkan risiko dan potensi pengembalian portofolio dan mengurangi dampak volatilitas pasar.

Apakah volatilitas sama dengan risiko?

Volatilitas dan risiko adalah konsep terkait, tetapi mereka tidak sama. Volatilitas mengacu pada tingkat variasi atau fluktuasi harga atau pengembalian aset atau indeks, sedangkan risiko mengacu pada potensi kerugian atau bahaya yang dihadapi investor dari berinvestasi dalam aset atau portofolio.

Volatilitas dapat menjadi sumber risiko, karena dapat menyebabkan pergerakan harga yang tidak dapat diprediksi dan potensi kerugian, tetapi juga dapat menjadi peluang keuntungan jika dikelola dengan baik. Risiko melibatkan berbagai faktor, seperti risiko pasar, kredit, likuiditas, operasional, dan sistemik, yang mempengaruhi kinerja dan keamanan investasi.

Apakah volatilitas adalah hal yang baik?

Volatilitas bisa menjadi hal yang baik atau buruk, tergantung pada tujuan investasi dan strategi investor. Untuk pedagang atau spekulan jangka pendek, volatilitas dapat memberikan peluang untuk keuntungan atau kerugian cepat, tergantung pada arah pergerakan harga. Untuk investor jangka panjang, volatilitas dapat menjadi sumber risiko atau peluang, tergantung pada kualitas dan diversifikasi portofolio.

Secara umum, volatilitas tinggi dapat meningkatkan potensi pengembalian investasi, tetapi juga meningkatkan potensi kerugian, sementara volatilitas rendah dapat mengurangi potensi pengembalian, tetapi juga mengurangi potensi kerugian. Oleh karena itu, investor harus mempertimbangkan cakrawala investasi, toleransi risiko, dan tujuan investasi mereka ketika menilai dampak volatilitas pada portofolio mereka.

Apa itu VIX?

VIX, atau Indeks Volatilitas CBOE, adalah ukuran populer volatilitas pasar yang didasarkan pada harga opsi indeks S&P 500. VIX sering disebut “indeks ketakutan,” karena mencerminkan tingkat ketakutan atau ketidakpastian di kalangan investor mengenai arah pasar di masa depan.

VIX dihitung dengan mengambil rata-rata tertimbang dari volatilitas tersirat dari opsi S&P 500 dengan periode kedaluwarsa 30 hari. Nilai VIX yang tinggi menunjukkan bahwa investor mengharapkan volatilitas tinggi dan potensi penurunan di pasar, sementara nilai VIX yang rendah menunjukkan bahwa investor mengharapkan volatilitas rendah dan potensi keuntungan di pasar.

Kesimpulan

Volatilitas adalah konsep kunci dalam keuangan dan investasi yang mengukur tingkat variasi atau fluktuasi harga atau pengembalian aset atau indeks. Volatilitas dapat dihitung dan diukur dengan berbagai metode, seperti volatilitas tersirat, volatilitas historis, beta, rentang sebenarnya rata-rata, dan standar deviasi. Volatilitas dapat menjadi risiko dan peluang, tergantung pada tujuan investasi dan strategi investor.

Investor dapat mengelola volatilitas dengan mendiversifikasi portofolio, melindungi risiko, dan mengalokasikan aset di berbagai kelas. VIX adalah ukuran populer volatilitas pasar yang mencerminkan tingkat ketakutan atau ketidakpastian di kalangan investor mengenai arah pasar di masa depan. Dengan memahami dan mengelola volatilitas, investor dapat meningkatkan kinerja investasi mereka dan mencapai tujuan keuangan mereka.

Related Posts